Saturday, July 16, 2011

Gagak Merah


Gagak merah
Jejak usang waktu silam
Perkasa diri menyingsing tubuh meneraju angin
Meneroka jalan ruang - ruang sepi
Meninggalkan jejak - jejak yang di susun
Pada jiwa dan hati yang dingin
Bersamalah menanti

Gagak merah
Kala diri waktu dahulu
Liar megah terbang tinggi di langit
Bersiul sorak riuh berpesta
Ketawa perli pada senja kian berlabuh
Waktu itu
Angkuh riak merasuk diri
Mengangkang sayap mahkota hitam
Menuju puncak mencari mimpi
Terbang menyusuri teman rakan perjuangan
Mengiringi lagak penuh keangkuhan

Tatkala itu
Igauan - igauan sinis mulai membisik hati kian naif
Menghantui diri
Mengusik hati
Meramas hati
Menghiris hati
Lalu terjun kau ke dalam hati
Menyindir gerak langkah diri
Menikam hati
Menindas hati
Membunuh mati

Lantas
Bangun megah mendadak semangat raksasa
Membuak-buak menghangat dada
Meraung berdentum guruh petir di angkasa
Menyongsang arus memesong jejak
Menghayun perkasa satria diri
Menghunus senjata sendiri
Mengorak haluan kiri

Gagak merah
Hati batu darah gemuruh
Cerca hati terus mengusik mimpi
Gundah jiwa meresik diri
Melangkah
Akur menghantui diri
Bagai di rasuk hantu raya si jembalang angin
Terus pergi
Peperangan sengit perlu di depani
Walau hilang nyawa sendiri
Perlu di tangani
Peperangan kosong tanpa erti

Ada kisah sudah berlalu
Darah merah pekat menyimbahi janji
Kini engkau tiada lagi
Di sirami darah semerah padi

Rintih Ronta Jiwa

Dalam diam hati meronta,
Meninggi diri mendabik dada,
Mengunci diri merubah rencana,
Meneroka sepi hati terluka

Dalam diam hati meronta,
Mencari erti seribu rahsia,
Meratah hati membunuh jiwa,
Membakar nyawa menyusur bencana

Dalam diam hati meronta,
Merantai diri menyeksa derita,
Ratapan jiwa merenyuk rencana,
Rintihan hati membelah dunia

Dalam diam hati meronta,
Terkapai-kapai meneroka senja,
Mencari pelangi setitis nila,
Memecah sunyi gegak-gempita

Dalam diam hati meronta,
Merisik hati memendam gelora,
Merintih simpati akibat derita,
Meronta-ronta dikau akhirnya.